Photography

Dosen: Bpk. Didiet Anindita
Tanggal: Rabu, 25 May 2011


Foto Heliografi dengan subjek pemandangan yang pertama dibuat oleh Joseph Nicéphore Niépce tahun 1826 

Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "Fos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).
Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.

photo by Johnny Chung Lee 
High-speed photography bertujuan meng-capture gambar-gambar yang biasanya tidak tertangkap oleh mata biasa. Dalam sekedip mata apa saja bisa terjadi dan terlalu cepat untuk kita amati selain hasil atau akibatnya saja. Dengan menggunakan peralatan dan teknik fotografi yang tepat, momen-momen itu bisa dibekukan dan diabadikan menjadi karya seni yang indah.
Dalam fotografi, panning mengacu pada gerakan horizontal atau rotasi dari masih atau kamera video, atau scanning subjek horizontal pada video atau perangkat layar. Hasil panning kamera di gerakan yang mirip dengan seseorang menggelengkan kepala mereka "tidak" atau pesawat udara melakukan rotasi yaw.
Film dan televisi kamera pan dengan memutar horizontal pada sumbu vertikal, tetapi efek tersebut dapat ditingkatkan dengan menambahkan teknik lain, seperti rel untuk memindahkan seluruh platform kamera. Slow panning juga dikombinasikan dengan zoom dalam atau keluar pada satu subjek, meninggalkan subjek di bagian yang sama dari frame, untuk menekankan  subjek masing-masing.
Dalam teknologi video, penggunaan kamera untuk memindai subjek yang horizontal disebut panning.
Masih dalam fotografi, teknik panning digunakan untuk menunjukkan gerak cepat, dan membawa keluar subjek dari unsur-unsur lain dalam frame. Dalam gambar foto itu biasanya dicatat oleh subjek latar depan dalam tindakan muncul masih (yaitu pelari beku pada pertengahan-langkah) sementara latar belakangnya bergaris dan / atau condong ke arah berlawanan.
Istilah panning berasal dari panorama, kata awalnya diciptakan pada 1787 oleh Robert Barker untuk versi abad ke-18 dari aplikasi ini, sebuah mesin yang membuka gulungan atau membuka sebuah lukisan horizontal panjang untuk memberikan kesan adegan itu sedang lewat. Barker juga menemukan Cyclorama di mana sebuah lukisan besar mengelilingi penonton.

Penyinaran dalam kegiatan fotografi sangat penting sekali perananannya. Cahaya atau lazimnya disebut sinar merupakan awal terjadinya proses suatu objek ( benda ) dapat terlihat oleh mata telanjang. Bagi orang-orang yang memiliki penglihatan normal atau sempurna, ketidaktajaman objek yaog dilihat mempakan persoalan yang ganjil, karena mereka tahu apa yang diartikannya, tetapi mereka tidak menyadari bagaimana proses tersebut terjadi. Dalam proses fotografi, ketidaktajaman memungkinkan bentuk baru dalam pengelihatan yang menarik untuk diamati dm diekplorasi. Ketidaktajaman bukanlah selalu merupakan kesalahan serta kelemahan, hal ini dibuktikan dengan adanya usaha dalam pemotretan selalu berusaha mencari solusi terbaik terhadap basil foto yang diambilnya.

Kekaburan sebenarnya merupakan salah satu bentuk dari ketidaktajaman
yang mengarah, dimana sasaran kekaburan menunjukkan proses yang yang sebenarnya berarti. Ketajaman dan ketidaktajaman dalam fotografi diartikan secara luas dan berpengaruh serta dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya oleh faktor pencahayaan. Pencahayaan memiliki karakteristik seperti kekuatan cahaya (intensitas), warna cahaya, durasi cahaya, serta proses pemantulannya. Proses awal terlihatnya suatu objek disebabkan karena cahaya yang terpancar oleh suatu sumber cahaya yang dipancarkan ke objek dan sekelilingnya, selanjutnya diterima dan diserap, kemudian dipantulkan lagi oleh objek dan diterima oleh mata sehingga objek menjadi akan tampak terlihat.

Banyak jenis sumber cahaya sebagai penerangan dalam keglatan fotografi, baik cahaya atau sinar alami seperti rnatahari ataupun cahaya buatan seperti lampu.

Ada 2 jenis sistem pancaran cahaya yaitu :
1) Pancaran cahaya langsung
Penggunaan cahaya langsung dalam fotografi berarti penggunaan cahaya untuk menerangi objek yang akan di foto, cahaya atau sinar di pancarkan langsung ke objek tersebut tanpa dipantulkan terlebih dahulu oleh media pantul ( pemantul ).
Pancaran cahaya langsung mudah dicapai apabila menggunakan sumber cahaya buatan, karena sumber cahaya buatan arah pancaran sinamya mudah diatur dalam pemakaian, misalnya penggunaan cahaya buatan dari lampu kilat ( blitz ).
2) Pancaran cahaya tidak langsung
Pancaran cahaya tidak langsung ( bouncing flash ) yaitu pemberian cahaya atau pencahayaan pada objek yang difoto secara tak langsung dengan pemantulan cahaya atau sinar sebelum jatuh mengenai objek, sehingga cahaya akan menjadi lebih lunak ( lembut ) yang mengakibatkan detail objek lebih jelas.

Fotografi dengan teknik cahaya sinar tidak langsung ( bounching flash ) lebih baik daripada yang menggunakan sinar langsung. Mengingat penggunaan sinar atau cahaya langsung yang mengenai objek akan mengakibatkan cahaya tidak semuanya terserap oleh objek sehingga cahaya yang dipantulkan ( detail objek ) hilang dan sebaliknya, teknik bouncing flash merupakan sebuah alternatif terbaik untuk pengembangan nilai estetika yang terkandung dalam media fotografi melalui ekplorasi teknik yang ada dalam fotografi karena didukung oleh sistem otomatis dengan sensor cahaya (light sensor/sleep unit) yang bisa menghidupkan sumber cahaya secara otomatis, pemotretan dengan teknik pantulan menjadi dipermudah

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar